Xabi Alonso telah mengubah Bayer Leverkusen dari tim “hampir selalu kedua” menjadi juara ganda yang tak terkalahkan, menciptakan sejarah dan mewujudkan mimpi. Kini, mata dunia tertuju padanya. Setelah membawa Leverkusen mencapai puncak, Xabi Alonso, dengan mata berkaca-kaca, tampaknya harus berpisah dengan BayArena. Perpisahan ini sebenarnya sudah diprediksi sejak lama.
Banyak penggemar mungkin sudah merelakan jika Leverkusen hanyalah batu loncatan bagi Xabi Alonso menuju Real Madrid. Terlebih lagi, saat Carlo Ancelotti berpisah dengan Real Madrid dan rumor mengenai Alonso sebagai penggantinya semakin santer terdengar, pertanyaan pun muncul: formasi apa yang akan digunakan Xabi Alonso di Real Madrid? Dan siapa saja pemain yang akan mengisi starting XI impiannya di tim yang digadang-gadang sebagai Galacticos Jilid 3 ini?
Formasi Xabi Alonso di Real Madrid: Mengapa 3-4-2-1?
Saat pertama kali melatih Real Madrid, Xabi Alonso kemungkinan besar akan bermain “aman” dengan tidak banyak mengubah pakem dan gaya bermainnya. Mengacu pada keberhasilannya bersama Bayer Leverkusen, formasi yang paling mungkin diterapkan di Real Madrid adalah 3-4-2-1. Ini akan menjadi tantangan bagaimana ia meminta Real Madrid untuk menyesuaikan diri dengan gaya dan taktiknya.
Perbedaan utama antara pelatih muda dan filosofis seperti Xabi dengan pelatih veteran seperti Carlo Ancelotti terletak pada pendekatan ini. Apakah ini berarti Alonso adalah pelatih yang egois dan enggan beradaptasi? Tentu tidak. Dalam situasi tertentu, seorang pelatih berhak meminta klub untuk merekrut pemain yang sesuai dengan taktiknya. Dan ini adalah Real Madrid, bukan Liverpool, yang kabarnya akan mengizinkan Alonso untuk memilih pemainnya.
Buruan Xabi Alonso: Siapa Saja Pemain Impiannya?
Dengan formasi 3-4-2-1, Alonso membutuhkan seorang striker pembunuh atau yang dalam bahasa taktik disebut striker nomor 9. Real Madrid saat ini tidak memiliki penyerang murni. Oleh karena itu, Alonso kemungkinan besar akan meminta Florentino Perez untuk mendatangkan seorang penyerang nomor 9.
Bukan penyerang semahal Victor Osimhen atau Erling Haaland yang santer diberitakan, melainkan penyerang yang memiliki kemungkinan besar untuk didatangkan adalah mantan anak asuhnya di Bayer Leverkusen: Patrik Schick.
Jika dibandingkan dengan striker muda Real Madrid Castilla seperti Gonzalo Garcia, penyerang Republik Ceko ini memang tidak lagi muda, usianya mendekati kepala tiga. Namun, jika Real Madrid membutuhkan penyerang nomor 9 dengan segudang pengalaman, Schick adalah nama yang tepat. Penyerang kelahiran Praha ini musim ini telah bermain dalam 30 laga di Bundesliga dan mencetak 19 gol. Belajar dari kedatangan Joselu, Real Madrid membutuhkan penyerang yang tidak hanya tajam, tetapi juga berpengalaman. Schick cocok karena ia telah merasakan berbagai atmosfer kompetisi, mulai dari Liga Champions hingga Liga Eropa. Kylian Mbappe mungkin jadi opsi lain, entah sebagai nomor 9 atau false 9, namun membujuk Schick mungkin lebih realistis. Meskipun kontraknya baru berakhir 2027 mendatang, harga Schick terjangkau bagi Madrid, hanya sekitar 27 juta Euro.
Lini Serang dan Tengah: Kombinasi Impian Alonso
Jika Schick menjadi striker utama, siapa dua pemain yang akan membantunya di belakang? Schick akan dibantu oleh dua gelandang serang dengan gaya bermain yang berbeda: Vinicius Junior dan Jude Bellingham.
Dimulai dari Jude Bellingham. Pemain seharga 180 juta Euro ini memiliki area operasional di lini tengah, tepatnya sebagai gelandang serang. Dengan menempatkan Jude di “habitatnya,” Xabi Alonso akan lebih memaksimalkan potensinya. Jude bisa menjadi penghubung antar lini, dengan pergerakannya yang cair menjadi opsi serangan dari lini kedua. Pemain kelahiran Midlands Barat ini juga mampu membuat pemain belakang lawan kesulitan dengan akselerasi dan dribbling-nya. Kemampuan umpan dan akurasi tembakan jarak jauhnya juga sangat bermanfaat saat menghadapi lawan dengan pertahanan rendah.
Bagaimana dengan Vinicius Junior? Vini adalah pemain serba guna. Karena keserbagunaannya, ia bisa ditempatkan sebagai gelandang serang. Meskipun ditaruh di tengah, Vini mungkin akan tetap bermain melebar dengan aksi meliuk-liuk khas sambanya. Atau, ia bisa menjalankan peran sebagai pemancing pressing lawan karena Vini juga cukup jago dalam melakukan link-up play.
Untuk dua gelandang tengah, Real Madrid sebenarnya mengincar beberapa pemain, seperti Martin Zubimendi yang condong ke Arsenal, Rodri yang tak menggubris Los Blancos, atau Joshua Kimmich yang memperpanjang kontrak di Bayern Munchen. Real Madrid mungkin kehabisan opsi gelandang baru, namun Xabi Alonso tak perlu cemas. Di skuad saat ini, banyak stok pemain tengah yang bisa dipakai. Alonso bisa menduetkan Eduardo Camavinga dan Federico Valverde di lini tengah. Camavinga sebagai box-to-box midfielder memiliki kelincahan dan sapuan yang luar biasa, sementara Valverde bisa menawarkan agresivitas dan keahlian menembak jarak jauh yang sangat dibutuhkan saat menghadapi lawan dengan pertahanan rendah.
Benteng Pertahanan: Pilar Baru dan Familiar
Karena menggunakan formasi 3-4-2-1, Xabi Alonso membutuhkan dua bek sayap yang kuat. Jika di Leverkusen ia punya Jeremy Frimpong dan Alex Grimaldo, bagaimana di Real Madrid?
Jelas, posisi bek sayap kanan akan diisi oleh Trent Alexander-Arnold. Pemain yang diboyong dari Liverpool ini paling pas mengisi sektor bek sayap kanan. TAA adalah pemain fleksibel dan eksplosif. Ia yang kadang bermain sebagai gelandang juga bisa menjadi bek sayap yang bergerak inverted, yang bisa membuka ruang bagi pemain seperti Vini untuk bergerak melebar.
Jika di kanan Madrid sudah punya TAA, bagaimana di kiri? Sejumlah media, termasuk Relevo, memberitakan bahwa Alejandro Grimaldo adalah opsi yang tepat. Bek kiri asal Spanyol itu sudah sangat menyatu dengan taktik Alonso. Grimaldo adalah bek kiri serba bisa; di tangan Alonso, ia kuat dalam bertahan dan menyerang. Keahlian umpan ditambah kontrol bolanya yang apik bisa mendukung progresi permainan Los Blancos.
Lalu, bagaimana dengan tiga bek di lini belakang? Sektor bek tengah santer dirumorkan. Baru-baru ini, Madrid dikabarkan telah menjalin kesepakatan verbal dengan bek muda, Jorrel Hato. Pemain berusia 20 tahun ini tampil cemerlang di Premier League. Ia adalah bek yang agresif, cakap membaca permainan, dan proaktif berkat ketenangannya menguasai bola. Hato bahkan bisa mencetak gol seperti idolanya, Sergio Ramos.
Selain Hato, ada William Saliba yang terus dilirik. Meskipun kemungkinan negosiasi dengan Arsenal akan alot, Madrid masih mengusahakannya. Saliba adalah bek yang juga agresif dan cukup klinis di lini belakang dengan kepiawaiannya dalam menyapu bola.
Selain dua nama tadi, Alonso kabarnya juga akan membawa bekas beknya, Piero Hincapie, ke Bernabeu. Pemain Ekuador itu dinilai cocok dalam proyek Galacticos Jilid 3. Untuk mewujudkannya, Madrid perlu menebus klausul pelepasan senilai 68 juta Euro, mengingat kontrak sang pemain baru rampung 2029 mendatang. Tinggal apakah Real Madrid mau menebus klausul itu? Hincapie adalah sosok bek dengan kemampuan ball-playing. Ia memiliki umpan yang baik, dan serangan Leverkusen beberapa kali berasal darinya. Hincapie bisa menjadi opsi yang lebih baik daripada terus memaksakan Raul Asensio sebagai pilihan utama.
Kiper Utama: Tetap Si Raja Langit
Dan kipernya? Thibaut Courtois rasanya akan tetap menjadi andalan. Kiper-kiper Bayer Leverkusen seperti Lukas Hradecky maupun Matej Kovar tidak sepadan dengan kiper Belgia itu. Jadi, Alonso akan tetap memainkan Courtois sebagai kiper utama.
Dengan susunan pemain seperti ini, menurut para Football Lovers dan terutama fans Real Madrid, mampukah tim jagoan Anda meraih treble musim depan? Tentu bisa, jangan sampai kalah dengan Manchester City!