El Clasico selalu menyajikan drama tak terlupakan antara Barcelona dan Real Madrid. Namun, di balik megahnya pertarungan di lapangan, ada persaingan lain yang tak kalah sengit: duel antara dua akademi sepak bola terbaik Spanyol, La Masia dan La Fabrica. Keduanya adalah jantung pembinaan pemain muda yang menentukan masa depan klub masing-masing.
Peran Krusial La Masia dan La Fabrica
La Masia, akademi legendaris Barcelona, dikenal sebagai tempat lahirnya bakat-bakat emas yang menjadi ikon Blaugrana. Sebut saja Lionel Messi, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, hingga generasi penerus seperti Gavi dan Lamine Yamal. Filosofi La Masia adalah menanamkan gaya bermain Barcelona sejak usia dini, memastikan transisi mulus ke tim utama.
Sementara itu, La Fabrica milik Real Madrid memiliki reputasi kuat dalam mengembangkan pemain yang kemudian seringkali dilepas ke klub lain dengan keuntungan finansial signifikan. Meskipun demikian, akademi ini juga telah menghasilkan banyak bintang yang bersinar di panggung Eropa, termasuk di skuad utama Real Madrid.
Dominasi La Masia di La Liga Musim Lalu: Angka Bicara
Setiap musim, pertanyaan tentang akademi mana yang lebih unggul selalu muncul. Jika melihat kontribusi nyata di La Liga musim 2024/2025, La Masia tampaknya berada di posisi terdepan.
Barcelona menunjukkan kepercayaan penuh pada lulusan akademinya. Pelatih Hansi Flick menjadikan enam pemain jebolan La Masia sebagai starter reguler. Nama-nama seperti Lamine Yamal, Gavi, Alejandro Balde, dan Pau Cubarsi bukan lagi pelengkap, melainkan pilar penting dalam proyek kebangkitan Blaugrana. Secara kolektif, para pemain muda La Masia ini berhasil mencetak 29 gol untuk Barcelona musim lalu, sebuah angka signifikan yang membuktikan dampak besar mereka pada performa tim.
Statistik Global La Liga: Keunggulan Komparatif La Masia
Menurut laporan SPORT, keunggulan La Masia semakin jelas jika kita menilik ke seluruh La Liga. Tercatat 53 alumni La Masia bermain di kompetisi tertinggi Spanyol musim lalu, jauh melampaui 30 pemain dari La Fabrica milik Real Madrid.
Dari jumlah tersebut, 20 alumni akademi Barcelona pernah menjadi starter minimal satu kali, sedangkan akademi Madrid hanya menyumbang 14 pemain untuk peran serupa. Ini mengindikasikan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi terhadap pemain-pemain jebolan La Masia di berbagai klub La Liga.
Yang paling mencolok adalah kontribusi gol. Mantan pemain La Masia mencetak total 79 gol di La Liga, sementara alumni La Fabrica hanya mencetak 33 gol. Angka ini memperkuat klaim bahwa kualitas lulusan La Masia memiliki dampak langsung yang lebih besar di lapangan.
La Fabrica: Keuntungan Finansial vs. Dampak Lapangan
Di sisi lain, Real Madrid mengambil pendekatan yang lebih berfokus pada aspek komersial akademinya. Banyak lulusan La Fabrica yang dijual ke klub lain dengan harga tinggi, seperti kasus Achraf Hakimi yang menjadi salah satu komoditas panas di bursa transfer.
Secara finansial, strategi ini sangat menguntungkan. Transfer pemain bisa mendatangkan pendapatan puluhan juta Euro bagi klub. Namun, keuntungan ini belum sebanding dengan kontribusi langsung para alumni di tim utama Real Madrid.
Hingga musim lalu, hanya dua pemain jebolan La Fabrica yang menjadi starter tetap di skuad inti Madrid. Kontribusi gol dari lulusan akademi juga sangat minim, hanya enam gol tercatat dari mereka di musim 2024/2025. Ini menjadi ironi bagi akademi sebesar La Fabrica, yang meskipun sukses secara finansial, belum mampu menyamai dampak La Masia dalam hal kontribusi langsung di lapangan hijau.