DOHA, QATAR – Gemuruh sorak-sorai dari ribuan penggemar yang memadati Lusail Stadium mengiringi sebuah sejarah baru. Pada malam yang penuh ketegangan di final Piala Dunia Antarklub FIFA 2025, Flamengo tampil perkasa dan berhasil menghancurkan perlawanan raksasa Inggris, Chelsea, dengan skor meyakinkan 3-1. Kemenangan ini bukan hanya sekadar raihan trofi, melainkan penegasan dominasi sepak bola Amerika Selatan di kancah dunia, sekaligus balas dendam manis atas kekalahan di masa lalu.
Begitu wasit meniup peluit tanda dimulainya babak pembuka, suasana laga langsung memanas. Dengan status tim sebagai juara Liga Champions, Chelsea berupaya mengendalikan permainan dan melancarkan serangan pertama. Namun, kuatnya lini belakang Flamengo yang dikoordinasikan oleh duet David Luiz dan Fabrício Bruno berhasil meredam setiap percobaan The Blues. Dari pondasi pertahanan yang kuat inilah, muncul serangan balik cepat yang selalu menjadi karakteristik utama tim kebanggaan Rio de Janeiro.Di menit ke-27, Flamengo sukses mencetak gol pertama lewat kecerdikan Gabriel Barbosa yang luar biasa. Penyerang yang akrab disapa “Gabigol” ini menunjukkan insting predatornya dengan melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang tak mampu dijangkau oleh kiper Chelsea, Édouard Mendy. Langsung saja, gol ini memompa semangat para pendukung Flamengo yang datang dari Brasil. Chelsea tak tinggal diam. Dengan tekanan yang meningkat, mereka sukses menyetarakan skor via Raheem Sterling di menit ke-45, menjelang istirahat. Terobosan brilian di sisi kiri pertahanan Flamengo, diakhiri dengan penyelesaian tenang, menghasilkan gol Sterling. Kedudukan 1-1 tetap terjaga sampai jeda, mengindikasikan paruh kedua yang bakal sama sengitnya.
Memasuki babak kedua, Flamengo menunjukkan kematangan dan kedewasaan dalam bermain. Alih-alih terpengaruh gol Chelsea, mereka justru meningkatkan intensitas serangan. Pada menit ke-63, Arrascaeta kembali membawa Flamengo unggul. Gelandang serang Uruguay ini memanfaatkan kelengahan lini belakang Chelsea dan dengan cerdik menceploskan bola ke gawang Mendy. Gol kedua ini menjadi pukulan telak bagi mental para pemain Chelsea.
Flamengo tidak mengendurkan serangannya meski sudah unggul satu gol. Mereka terus menekan dan mencari celah di pertahanan Chelsea yang mulai terlihat frustrasi. Puncaknya, pada menit ke-78, Pedro memastikan kemenangan Flamengo dengan gol ketiga. Penyerang jangkung ini menunjukkan ketenangannya di depan gawang, mengakhiri perlawanan Chelsea yang sudah semakin melemah. Sampai peluit akhir berbunyi, kedudukan 3-1 untuk Flamengo tetap tak berubah. Raihan ini memicu kegembiraan masif di kalangan pemain, staf pelatih, serta jutaan pendukung Flamengo di seluruh jagat. Trofi Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 ini menjadi penanda bahwa Flamengo adalah kekuatan yang harus diperhitungkan di kancah sepak bola global.
Lebih dari itu, kemenangan ini sarat akan makna historis. Di samping statusnya sebagai trofi Piala Dunia Antarklub kedua Flamengo, meneruskan sukses epik atas Liverpool tahun 1981, ini juga secara jelas menunjukkan bahwa sepak bola Amerika Selatan tetap sanggup bersaing ketat dengan dominasi klub-klub Benua Biru. Bagi Chelsea, kekalahan ini menjadi cambuk untuk introspeksi dan perbaikan di masa depan.
Pertandingan ini akan selalu dikenang sebagai “Dominasi Merah Hitam”, di mana Flamengo dengan semangat juang dan kualitas individu yang mumpuni, berhasil menaklukkan raksasa Eropa dan merajai dunia. Malam itu di Doha, nama Flamengo menggema, menuliskan babak baru dalam sejarah sepak bola.