Argentina Era Baru Hancurkan Brasil 4-1: Taktik Brilian Tanpa Messi!

Dominasi Total Argentina Tanpa Messi

Argentina menunjukkan bahwa mereka bisa tetap menakutkan bahkan tanpa megabintang Lionel Messi. Dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia, mereka melumat Brasil 4-1 dalam pertandingan panas yang penuh tekanan dan adu gengsi.

Bukan hanya menang, tapi dominan dalam segala aspek. Argentina unggul dalam penguasaan bola, jumlah peluang, hingga akurasi passing yang luar biasa. Bahkan ada momen ketika mereka mampu mengukir 46 kali operan tanpa interupsi sebelum akhirnya mencetak gol! Brasil? Terlihat seperti tim yang sedang kehilangan arah permainan.

Formasi dan Pendekatan Taktikal Scaloni

Scaloni menerapkan pendekatan unik. Di atas kertas, Argentina tampil dengan formasi fleksibel 4-1-4-1 atau 4-3-3. Namun yang menarik, lini tengah mereka hampir sepenuhnya diisi oleh gelandang: Rodrigo De Paul, Alexis Mac Allister, Enzo Fernandez, dan Thiago Almada, dengan Paredes sebagai jangkar. Julian Alvarez diplot sebagai striker tunggal.

Sementara itu, Brasil mengandalkan formasi 4-2-3-1. Joao Gomes dan Andre mengisi pivot, sedangkan lini serang dihuni Vinicius Jr, Rodrygo, Raphinha, dan Cunha.

Transisi Formasi dan Mikrotaktik Argentina

Di sinilah kejeniusan Scaloni terlihat. Meskipun memakai empat bek, dalam transisi serangan formasi ini terlihat seperti 3-2-5, memberikan kelebaran maksimal di depan dan dominasi di tengah.

Tak ada winger murni, karena sayap justru diisi oleh fullback yang naik membantu serangan. De Paul pun berperan layaknya box-to-box midfielder, bukan sekadar pemain sayap.

Gol Pertama: Hasil dari 46 Passing Tanpa Interupsi

Gol pembuka Argentina adalah karya seni taktik. Dalam satu sekuen, mereka menggabungkan 46 kali passing tanpa bisa direbut Brasil. De Paul melepaskan umpan panjang ke Tagliafico, bola dipantulkan ke Almada, lalu Julian Alvarez menunjukkan naluri striker sejatinya: berlari di antara dua center back dan menyelesaikan peluang dari ruang sempit. 1-0 untuk Argentina.

Gol Kedua: Skema Build-Up dan Overload di Tengah

Untuk gol kedua, Argentina memancing tekanan Brasil dengan build-up dari belakang. Ketika enam pemain Brasil naik menekan, De Paul lolos dari tekanan dan memberikan bola ke Paredes yang langsung menyodorkan ke Enzo. Melalui dribble progresif, Enzo menembus lini tengah lawan dan memberi umpan menusuk.

Setelah kombinasi operan cepat, bola diarahkan ke sisi kanan oleh Molina yang mengirimkan crossing mendatar. Enzo—yang menjadi inisiator serangan—berhasil menyelesaikannya dengan tenang. Luar biasa!

Pertahanan Solid: High Press dan Peran Alvarez

Dalam fase bertahan, Argentina menggunakan shape 4-4-2 dan menerapkan high pressing secara intens. Julian Alvarez bukan sekadar striker, tapi juga menjadi ujung tombak dalam menekan lawan. Struktur lini tengah ikut naik menekan, membuat Brasil tak punya ruang bernapas.

Ketika Brasil berhasil melewati tekanan, bek Argentina dengan agresif naik memotong serangan dan menghentikan lawan sebelum bisa berbalik badan. Bahkan, Scaloni tak ragu melakukan tactical foul dalam situasi transisi untuk memutus ancaman.

Gol Ketiga: Crossing Cerdas dari Enzo

Brasil sempat lengah setelah sepak pojok mereka dimentahkan keluar kotak penalti. Enzo langsung menyambar bola dari half-space dan mengirimkan early cross ke ruang kosong di belakang barisan bek Brasil. Mac Allister—yang bergerak dari lini kedua—berhasil memanfaatkan ruang tersebut dan menceploskan bola ke gawang.

Ini menunjukkan kelemahan Brasil: kurangnya lebar permainan dan koordinasi di lini belakang. Mereka sering membiarkan sisi kanan kosong karena Vinicius dan Rodrygo lebih aktif di sisi kiri.

Gol Keempat: Serangan Cepat dari Pelanggaran

Gol keempat Argentina lahir dari situasi unik: setelah pelanggaran, mereka langsung memanfaatkan momen dengan cepat. Tagliafico menyerbu sisi kiri, menerima umpan dari De Paul, lalu mengirimkan crossing ke arah luar. Giovanni Simeone menyambutnya dengan tendangan dari sudut sempit yang menembus gawang Krewski. Skor 4-0, Argentina benar-benar menggila!

Brasil Hanya Balas Satu Gol: Kesalahan Romero

Satu-satunya gol hiburan Brasil lahir akibat kesalahan Cristian Romero yang membuat Selecao bisa mencetak gol. Tapi selebihnya, Brasil benar-benar mati kutu. Vinicius Jr yang biasanya jadi tumpuan justru terisolasi dan tidak bisa berbuat banyak.

Kesimpulan: Argentina Sudah Siap Era Baru

Argentina tampil luar biasa meski tanpa Messi. Mereka mampu mengontrol jalannya laga dari awal hingga akhir. Scaloni memperlihatkan betapa fleksibel dan cerdasnya ia dalam menyusun strategi. Dengan kombinasi pemain senior dan muda yang harmonis, mereka sukses mengacak-acak lini tengah Brasil.

Yang paling menarik adalah bagaimana Scaloni mengeksploitasi kelebaran lapangan, mengoverload lini tengah, dan memanfaatkan setiap celah pertahanan lawan. Jika performa seperti ini terus berlanjut, Argentina bisa menjadi kandidat serius juara di Piala Dunia berikutnya.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *