Analisis Taktik El Clasico Terakhir Musim Ini: Duel Panas, Hujan Gol, dan Dominasi Barcelona

Drama 7 Gol: El Clasico yang Meledak Sejak Kick-Off

Laga terakhir El Clasico musim ini menyajikan drama yang luar biasa. Bermain di kandang sendiri, Barcelona akhirnya berhasil menundukkan Real Madrid dengan skor ketat 4-3. Kemenangan ini tak hanya mengamankan tiga poin, tapi juga menegaskan dominasi pasukan Hans Flick atas rival abadinya—tak terkalahkan sepanjang musim ini.

Pertandingan dimulai dengan kejutan besar dari Real Madrid. Hanya dalam beberapa menit, Kylian Mbappe mencetak dua gol cepat, salah satunya dari titik penalti, membawa Madrid unggul 0-2. Sebuah start yang tampaknya akan sulit dibalas.

Namun, seperti biasa, Barcelona menjawab dengan gaya mereka sendiri—menyerang, menekan, dan membalikkan keadaan. Skor pun berubah drastis menjadi 4-2 sebelum babak pertama usai. Mbappe mencatatkan hattrick di laga ini, tapi tetap gagal menyelamatkan Madrid dari kekalahan.

Formasi dan Pendekatan Taktik Kedua Tim

Kedua tim turun dengan formasi identik: 4-2-3-1. Namun komposisi pemain membuat perbedaan signifikan. Barcelona tanpa Lewandowski, Koundé, dan Balde, menurunkan Ferran Torres sebagai ujung tombak, dibantu oleh Yamal dan Raphinha di sayap. Gerard Martin dan Eric Garcia dipercaya mengawal sisi sayap pertahanan.

Madrid juga melakukan rotasi. Lucas Vazquez dan Fran Garcia bermain sebagai fullback, sementara Fede Valverde dan Sebayos menjadi poros ganda. Satu nama menarik, Arda Guler, tampil sejak menit awal di posisi winger kanan.

Dari awal, laga berlangsung dalam tempo tinggi. Barcelona tampil agresif dengan pressing tinggi, tapi Madrid cukup efektif membalas lewat serangan balik cepat memanfaatkan kecepatan Vinicius Jr dan Mbappe.

Kelemahan Barcelona yang Dieksploitasi Madrid

Satu catatan krusial untuk pasukan Hans Flick adalah kerentanan fokus di awal laga. Ini dimanfaatkan Madrid dengan sangat baik. Setelah kegagalan Vasquez mengantisipasi bola, Mbappe berhasil memenangkan duel satu lawan satu dan mencetak gol pertama dari titik penalti.

Beberapa kali Madrid memanfaatkan umpan panjang langsung ke depan untuk menekan lini belakang Barcelona. Strategi ini berhasil—setidaknya dalam 15 menit pertama. Vinicius yang tajam di sayap memberikan assist cantik untuk Mbappe yang mencetak gol keduanya. Skor 0-2 dalam waktu singkat.

Respon Epik Barcelona: Dari Ketertinggalan Hingga Balikkan Skor

Namun, bukan Barcelona namanya jika menyerah begitu saja. Setelah beberapa peluang melalui tembakan luar kotak penalti dan corner, akhirnya Ferran Torres dan Eric Garcia membuka skor lewat skema bola mati. Sundulan Garcia memanfaatkan flick dari Ferran berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2.

Setelah itu, Barcelona benar-benar menampilkan kemampuan bermain dalam ruang sempit. Kombinasi Pedri, Ferran, dan Yamal berhasil membongkar pertahanan Madrid dan menyamakan skor menjadi 2-2. Gol Yamal membuktikan kualitas penyelesaian pemain muda tersebut.

Tak berhenti di sana, Barcelona terus menekan. Raphinha menjadi ancaman nyata dengan cutback dan pergerakannya di sisi kanan. Satu momen krusial terjadi ketika Vinicius kehilangan bola, lalu Pedri memanfaatkan celah untuk memberikan umpan terobosan ke Raphinha. Skor pun berbalik: 3-2 untuk Barcelona.

Menjelang akhir babak pertama, kesalahan kontrol dari Vazquez dimanfaatkan dengan cepat oleh pressing Barcelona. Bola dikuasai Ferran dan dikembalikan ke Raphinha yang langsung menambah gol kedua pribadinya. 4-2 untuk tuan rumah.

Babak Kedua: Intensitas Tak Menurun, Madrid Tetap Berjuang

Memasuki babak kedua, kedua pelatih tidak menurunkan tempo permainan. Pressing tinggi masih menjadi pilihan. Meski sempat beberapa kali ditembus oleh counter Vinicius dan Mbappe, lini belakang Barcelona masih sigap bertahan.

Namun pada menit ke-70, pertahanan tinggi Barcelona kembali dihukum. Umpan Modric kepada Vinicius berhasil melewati garis offside. Vinicius kemudian memberikan assist untuk Mbappe yang mencetak hattrick—skor menjadi 4-3.

Madrid sempat punya peluang emas untuk menyamakan kedudukan. Mbappe kembali menjadi ancaman lewat umpan ke Munoz, namun sang pemain muda gagal memaksimalkannya. Di menit-menit akhir, Mbappe kembali berhadapan satu lawan satu dengan kiper Barcelona, namun usahanya digagalkan dengan gemilang oleh Sesni.

Penutup: Akhir Era Ancelotti di El Clasico

Skor 4-3 bertahan hingga peluit akhir. Bagi Ancelotti, ini menjadi El Clasico terakhir sebelum pindah ke Timnas Brasil. Sayangnya, ia tak pernah mampu menang melawan Barcelona sepanjang musim ini—catatan yang pasti tak akan dilupakannya begitu saja.

Sementara itu, bagi Hans Flick, kemenangan ini menunjukkan bahwa proyek Barcelona di tangannya punya masa depan cerah. Intensitas, kreativitas, dan ketahanan mental menjadi kombinasi mematikan yang siap membawa Barcelona ke level lebih tinggi.

Kesimpulan

El Clasico kali ini bukan hanya soal skor akhir. Ini adalah panggung taktik dua pelatih top, duel individu kelas dunia, dan bukti bahwa sepak bola tetap jadi drama paling epik di dunia olahraga.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *